Mantan Atlet Curhat Soal BPJS dan Dana Pensiun, Gus Muhaimin Siap Memperjuangkan

Gus Muhaimin

KIMCIPEDES.COM, JAKARTA | Sejumlah atlet atau mantan atlet sepakbola yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyampaikan keluhan mereka kepada Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar. Berbagai aspirasi mereka sampaikan mulai dari harapan agar atlet diberikan jaminan hari tua maupun jaminan kesehatan. Menanggapi berbagai keluhan yang disampaikan para mantan atlet, Gus Muhaimin mengaku sangat terpanggil untuk menjadi bagian dari perjuangan para atlet. Menurutnya, ada tiga hal yang harus dilakukan.

Pertama, dalam jangka pendek, DPR bersama dengan Pemerintah dan para stakeholder, baik Kemenpora, Kemenaker, BPJS, dan pihak-pihak terkait lainnya agar segera melakukan langkah-langkah spesifik untuk memberikan perlindungan bagi para mantan atlet. “BPJS dan Pemda juga bisa ikut terlibat agar bagaimana segera ada perlindungan yang baik bagi para atlet, khususnya sepak bola,” katanya dalam Zoom Meeting bertajuk ”Perlindungan Kesejahteraan bagi Pelatih, Pemain, dan Pengurus Sepakbola Indonesia”, Rabu, 1/9/2021.

Kedua, Gus Muhaimin siap menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo agar segera ikut campur tangan dalam mengatasi persoalan yang dihadapi atlet. “Supaya lebih cepat. Menko PMK sebenarnya bisa, tapi lebih efektif kalau Presiden. Saya bisa bantu sampaikan ke Presiden supaya ada perhatian konkret, tidak retorik,” urainya.
Langkah ketiga, harus ada perangkat untuk melindungi para atlet, baik berupa undang-undang (UU) atau aturan-aturan lainnya. “Saya kira tidak sulit karena komitmen DPR tinggi terhadap para atlet,” kata Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) tersebut.

Gus Muhaimin juga mengaku senang bisa beraudiensi dengan para punggawa Timnas Merah Putih yang di masa jayanya telah banyak mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. “Senang sekali ketemu para bintang, tentu pemain-pemain kebanggaan nasional yang punya banyak peran. Senang sekali ada Bung Firman, Bima Sakti, saya waktu itu (saat menyaksikan sepak bola) tepuk tangan saja. Saya sangat senang dan merasa terhormat,” ungkap legislator dapil Jawa Timur VIII itu.

Sebelumnya, Wakil Presiden Komite Eksekutif APPI Andritany Ardhiyasa mengatakan, kehidupan atlet sepak bola saat ini sangat memprihatinkan akibat berhentinya kompetisi sepak bola sebagai buntut pandemi Covid-19. “Alhamdulillah, 27 Agustus lalu, sepak bola kembali dan semangat sepak bola ada lagi,” kata mantan penjaga gawang Timnas Indonesia ini.

Dalam kesempatan itu, Andritany menyampaikan risiko pesepakbola setelah pensiun banyak yang kurang beruntung dan tidak memiliki penghasilan tetap. “Ketika di puncak karier mereka dielu-elukan, disanjung-sanjung, tapi ketika sudah pensiun banyak sekali yang saat ini, banyak yang cuma menjual teh botol atau menjual makanan-makanan ringan. Dari situ kita melihat seorang atlet ini ketika pensiun ini kok seperti tidak diperhatikan oleh negara,” ujar Andritany.

Bahkan, penjaga gawang yang ikut mengantarkan Timnas U-23 meraih medali perak di ajang SEA Games 2011 mengatakan, ada atlet yang saat pensiun terpaksa bekerja sebagai kuli bangunan. “Faktanya seperti itu, banyak kemarin kita lihat, ada seorang atlet dayung, dia mendapatkan banyak medali ketika aktif, tapi sata ini mereka hanya menjadi kuli bangunan, itu kan sangat prihatin,” ungkapnya.

Dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi bagi masa depan atlet baik ketika sudah pensiun atau ketika masih menjadi atlet. “Apakah ada jaminan setelah pensiun diberikan sesuatu untuk si atlet agar bisa menjalankan hidupnya setelah tidak menjadi seorang atlet. Risiko terbesar kita adalah cidera. Itu bisa mengakhirkan atau membuat karir kita terpuruk. Banyak klub di Indonesia yang pemainnya belum ter-cover asuransi. Alhamdulillah di klub saya sudah ter-cover BPJS TK,” katanya.

Anggota Komite Eksekutif APPI Bima Sakti mengatakan, pihaknya berharap kedepan ada pengakuan profesi atlet. Sebab, dalam UU Ketenagakerjaan, atlet belum masuk sebagai sebuah profesi yang diakui. “Ada kasus di klub Gresik, begitu ke Disnaker kita ditolak. Mohon Pak Muhaimin ke depan kami masuk BPJS Ketenagakerjaan sehingga kita tak takut. Ada uang pensiun. Ada jaminan sebagai pemain dan pelatih,” ungkapnya.

Presiden Komite Eksekutif APPI Firman Utina menyampaikan rasa senangnya bisa bertatap muka dengan Gus Muhaimin dan menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi atlet atau mantan atlet. ”Sebagai seniman lapangan hijau yang keluh kesah di sepak bola Tanah Air, sangat berharap adanya pertemuan virtual ini, berbincang-bincang dengan Bapak (Gus Muhaimin),” ungkapnya.
** Red

BACA JUGA :

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

KIM Cipedes

TOTAL VISITS :

Rumah Subsidi Rasa Komersil di Sumedang Kota, Hanya 33 Ribu Perhari

KIM Cipedes