KIMCIPEDES.COM, BANDUNG | Perwakilan sejumlah negara menegaskan semangat Konferensi Asia Afrika harus terus menyala dan menggelora. Bahkan, nilai-nilai Konferensi Asia Afrika harus terus diwariskan kepada generasi berikutnya.
Hal itu mengemuka saat Diskusi Budaya Asia Afrika Festival 2024, Sabtu 6 Juli 2024.
Delegasi dari Filipina, Gina Alagon Jamoralin menyoroti pentingnya mengenalkan nilai-nilai Konferensi Asia Afrika kepada generasi baru dengan cara yang berbeda.
"Bandung selalu memiliki tempat istimewa dalam sejarah Konferensi Asia Afrika. Kita harus mempersembahkan Konferensi ini kepada generasi baru," ujarnya.
Sedangkan Delegasi dari Tanzania, Machoca Moshe Tembele mengingat kembali awal mula perjalanan Konferensi Asia Afrika 69 tahun yang lalu dan menekankan pentingnya mencapai kemandirian ekonomi dan politik melalui kerja sama.
Delegasi dari Sri Lanka, Jayanath Colombage menyatakan kebanggaannya terhadap Indonesia dan menekankan pentingnya memulai pertukaran budaya secepat mungkin.
Sementara itu, Pakar Studi Kebudayaan Universitas Padjajaran, Prof. Kunto Adi Wibowo mengingatkan akan semangat yang pernah disampaikan oleh Soekarno, "Let new Asia and new Africa be born” (biarkan asia afrika baru lahir)
Ia menekankan pentingnya hubungan antara negara-negara Asia dan Afrika, dan beberapa inisiatif yang bisa dikolaborasikan antara lain:
1. cultural addict
2. Asia Africa Corner
3.Program pendidikan bersama, seperti pertukaran pelajar
4. Menjaga warisan budaya dengan pertukaran Budaya
5. Kolaborasi di bidang kesehatan publik
Kunto menekankan pentingnya berbagi budaya dengan cepat dan terus menerus di era global ini, serta mendorong penerapan pertukaran pelajar, guru, dan budaya.
"Saya berharap kolaborasi dan pertukaran budaya antara Asia dan Afrika dapat terus berkembang," ujar Kunto.
Sebelumnya, para delegasi Konferensi Asia Afrika mengunjungi Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung usai melaksanakan city tour ke Balai Kota dan Gedung Sate, Sabtu, 6 Juli 2024.
Diskusi ditutup dengan pembagian buku “The Bandung Connection” karya Roeslan Abdulgani, yang menceritakan tentang sejarah Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.
** M. Edwandi
Posting Komentar