KIMCIPEDES.COM, CIMENYAN | Masifnya Satgas Sektor 22 Citarum Harum melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon di lahan kritis, yaitu Sub 17 khusus ditugaskan di wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU) Cimenyan untuk menghijaukan kembali lahan yang sudah berubah fungsi, Minggu, 10/01/2021.
Peralihan fungsi lahan dari kawasan hutan menjadi kawasan pertanian dilakukan masyarakat pemilik lahan, sedangkan Cimenyan merupakan dataran tinggi maka sangat berpengaruh se Bandung Raya sebagai kawasan hutan (hijau oleh tanaman keras) penyelamat bank dan management air tanah akan rusak bila terjadi pengurangan tanaman kerasnya.
Satgas Sektor 22 melalui komsos dan edukasi terhadap pengelola lahan pertanian, telah menuai hasil yang positif. Yaitu sepakat lahan tersebut ditanam tanaman keras dengan sistem Tumpangsari yang semula keukeuh bertahan menolaknya.
"Keseriusan kami untuk menghijaukan kembali Kawasan Bandung Utara (KBU) Cimenyan sangat positif, sampai saat ini kami masih memantau perkembangan pohon hasil tanam tahun kemaren," ujar Peltu Suyatno sebagai Dansub 17 sektor 22 Citarum Harum.
Pemantauan ini satgas bertindak melakukan pemeliharaan, yaitu tambal sulam menggantikan pohon gagal tumbuh dengan ditanam ulang dan penyiraman, pemupukan juga pembersihan gulma disekeliling pohon.
Dipimpin Sertu Suyanto, Dansub 17 - 22 melaksanakan kegiatan perawatan pohon dan memonitoring di wilayah RW 14 kp. Buntis Desa Cimenyan Kec. Cimenyan Kabupaten Bandung, serta melaksanakannya komunikasi sosial di wilayah Subsektor 17.
"Alhamdulillah pada pukul 13.00 WIB s/d 15.00 WIB, kami melaksanakan komunikasi sosial secara door to door di wilayah Subsektor 17, dengan harapan para petani selain merawat tanaman taninya juga mau merawat pohon hasil tanam yang kami lakukan," kata Suyanto.
Para petanipun merasa semangat dengan pemeliharaan hasil tanam satgas, karena ini berupa tanaman keras produktif (buah buahan) dan hasil buahnya bisa dimanfaatkan oleh mereka.
"Pada komsos, kami bertemu petani dan diharap mereka konsisten melakukan pemeliharaanya, yaitu dengan Bp. Dudung, Ibu Hayati, Ibu Imas dan Ibu Titin, yang mana mereka itu masing masing pengelola lahan pertanian yang cukup luas," tutup Suyanto.
**M. Edwandi
Posting Komentar