Dansektor 22 Citarum Harum : Air Curug Sigay Masih Terkontaminasi Kotoran Hewan

Dansektor 22 Citarum Harum

KIMCIPEDES.COM, BANDUNG | Dansektor 22 Citarum Harum, Kol. Inf. Asep Rahman Taufik, menghadiri undangan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung pada acara Workshop Penataan Curug Sigay, bertempat di Hotel Aston Pasteur, Rabu, 27/11/2019.

Workshop yang di inisiasi oleh Bappelitbang ini, menyikapi beberapa isu permasalahan yang berhubungan dengan Curug Sigay, yang memiliki agregat lokasi layak destinasi wisata dinilai dari sudut pandang perekonomian maupun teritorial yang sudah ada.

Narasumber dikegiatan ini, Lurah Isola, Irvan), UPT-DPU Kota Bandung, Erni Setiawati dan Satgas Sektor 22 Citarum Harum Kol. Inf. Asep Rahman Taufik. Ketiga narasumber mengurai semua permasalahan yang berhubungan dengan Curug Sigay, dan tata kelola wilayah sungai yang bertujuan untuk meningkatkan rencana percepatan tujuan wisata.

Materi workshop Pembenahan Curug Sigay sangat kompleks, dimulai dari akses jalan, pembenahan beberapa rumah penduduk yang masih kumuh, pendukungan budaya masyarakat sehari hari dan tata lingkungan, semua ini memuncak pada pendukungan kelayakan pemajuan wisata, apabila ini diabaikan penciptaan destinasi wisata Curug Sigay tidak akan tercapai.

Salahsatu kendala dalam percepatan penataan curug sigay, Erni mengatakan tentang akses jalan masuk ke curug yang masih belum bisa dilalui persimpangan mobil, sehingga bisa mengurangi minat pengunjung.

Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kol Inf. Asep Rahman Taufik pada kesempatan itu memaparkan tentang pergerakan dua tahun kebelakang dalam pembersihan, penertiban dan solusi keselamatan sungai di area kerjanya.

"Curug Sigay masih terkendala oleh kebersihan air, karena kotoran hewan (kohe) dari lembang belum bisa diatasi dengan maksimal, permasalahan ini perlu penindakan internal Daerah Lembang untuk penertiban para peternak sapi tentang tata kelola kohe yang benar," ungkap Dansektor 22 Citarum Harum.

Disamping itu, kata Dansektor 22, perlu tindakan cepat dalam pembuatan Ipal Komunal, karena masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki jamban sehat, sehingga tinjanya masih tersalur ke Sungai.

Dari penjelasan ke tiga nara sumber maka muncul solusi untuk penindakan perencanaan dan pengembangan rencana seutuhnya, hingga muncul bigbeng 5 tahun kedepan Curug Sigay harus menjadi destinasi wisata.

Ramalis Sobandi (Yayasan Tunas Nusa) sebagai moderator Workshop, memandu peserta supaya memasukan ideu dan pendapatnya, apabila Curug Sigay jadi dibangun destinasi wisata maka akan berdampak bagaimana, baik dari segi ekonomi maupun segi fisik ataupun dampak positif dan negatifnya.

"Kami merasa terpanggil untuk pembenahan Curug Sigay walaupun secara pribadi tidak mempunyai kepentingan, hanya terusik oleh kepedulian yang digalang secara gotongroyong, maka mincul sebuah komunitas Penataan Curug Sigay," ucap Ramalis.

Pembuatan Ipal Komunal kini menjadi target utama dalam workshop ini, setelah perencanaan penataan landscap situasi di daerah Curug Sigay dan makna design Curug Sigay ke depan

Workshop melibatkan, Kadispangtan dan Hortikuktura Jabar, Kadis PUPR Bandung Barat, Kadis DPRKPP Bandung Barat, Kadis DPU Kota Bandung, Kadis DPKP3 Kota Bandung, Kadis DLHK Kota Bandung, Kadis Pangtan Kota Bandung, Kadisbudpar Kota Bandun, Kadiskar PB Kota Bandung, PD Kebersihan Kota Bandung, Camat Sukasari, Camat Paronpong, Kabid Perencanaan Infra Struktur dan Pengembangan Wilayah Bapelitbang Kota Bandung, Lurah Isola, Kades Ciwaruga, Kep. SMP 29 Kota Bandung, Ketua Program Studi Magister Rancang Kita ITB, Ketua Program Study Lanscap SAPPK ITB, Ketua Prog. Study Magister Bio Teknologi ITB, IAI, IAPI, Beta Paramita UPI, Sekor 22 Citarum Pondok Hijau, Komunitas Jaga Seke
* M. Edwandi/JPCH

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

KIM Cipedes

TOTAL VISITS :

Rumah Subsidi Rasa Komersil di Sumedang Kota, Hanya 33 Ribu Perhari

KIM Cipedes