Kompepar Gelar Hajat Lembur Sukajadi 2018

Kompepar Gelar Hajat Lembur Sukajadi 2018

KIM CIPEDES, SUKAJADI | Sebagai wujud kepedulian dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa, Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, bertempat di Graha Sukajadi, Sabtu, 21/04/2018.

Ketua Kompepar Kecamatan Sukajadi, Yatno mengatakan kegiatan Hajat Lembur Sukajadi 2018 ini sekaligus memperingati Hari Kartini, Hari Buku Sedunia dan Hari Bumi. Hajat Lembur Sukajadi 2018 ini melibatkan murid-murid SDN 018 Sukagalih, SDN Sukagalih 071, SDN Sukajadi, SDN Sejahtera, dan MTS Muhammadiyah dengan menampilkan seni budaya seperti Angklung, Arumba, Wayang, Jaipong. Selain itu juga ada lomba tumpeng, Lomba jampana dan Lomba Mewarnai.

Hajat Lembur Sukajadi 2018 dihadiri oleh anggota DPR RI Dra. Popong Otje Djundjunan, Anggota DPRD Kota Bandung Agus Cahyana, Camat Sukajadi Drs. Yudi Hermawan, Lurah Se-Kecamatan Sukajadi, Polsek Sukajadi, LPM, PKK, Karang Taruna Se-Kecamatan Sukajadi, para donatur dan sponsor.

Camat Sukajadi, Drs. Yudi Hermawan menyampaikan terima kasih kepada Muspika yang hadir, Kepala Sekolah dan Guru-Guru beserta murid - murid yang telah mendukung kegiatan Hajat lembur Sukajadi. Kegiatan ini adalah kegiatan rutin tahunan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dra. Popong Otje Djundjunan atau Ceu Popong sapaan akrab beliau yang merupakan pejuang yang terus memperjuangkan kegiatan adat budaya Sunda agar terus lestari di kecamatan Sukajadi khususnya kota Bandung umumnya. Sehingga dapat memotivasi, menyemangati warga Sukajadi. Dalam hajat lembur Sukajadi ini selain memperingati hari Kartini, juga memperingati hari buku sedunia, karena jendela dunia semakin kita membaca buku semakin banyak mendapatkan ilmu dan semakin banyak juga ilmu yang di dapat di buku,” ucap Yudi.

Yudi menambahkan hari ini juga memperingati bumi, filosofinya bumi merupakan tempat kita hidup dan tempat kita berpijak, kalau alam atau bumi di ganggu, maka alam atau bumi akan menganggu kita, untuk itu mari kita lestarikan, lingkungan dan alam kita,tentunya dengan hal hal yang kecil, tidak membuang sampah sembarangan, biasakan menanam pohon, memilah sampah dan lainnya.

Kami atas Pemerintah Kota Bandung Kecamatan Sukajadi sangat berterima kasih kepada Kompepar yang sudah menyelenggarakan kegiatan semeriah ini. Alhamdulillah di Sukajadi ini banyak potensi potensi budaya dari anak-anak sekolah, seniman dan budayawan. Mudah- mudahan kedepannya kegiatan ini akan lebih meriah lagi, tentunya bisa lebih meningkatkan kelestarian budaya karena budaya merupakan jati diri atau identitas. Kalau kita tidak budaya maka negara kita tidak punya identitas jatidiri bangsa,” ungkap Yudi.

Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya tingginya kepada panitia penyelenggara kegiatan yang tentunya dapat menampilkan dan memperkenalkan budaya -budaya Sunda, angklung, jampana dan kaulinan barudak, karena sekarang sangat berbeda dengan dulu dimana ada permainan, gatrik, gundu, sonlah, boyboyan,Bancakan, dll, dan sekarang ini anak anak lebih banyak main gadget di banding main gatrik. ini juga akan membawa kehawatiran dengan karakter anak-anak kita yang sangat tergantung kepada gadget. Dengan adanya kegiatan ini berharap lebih menambah pengetahuan dan peningkatan budaya-budaya dan tentunya lebih meningkatkan identitas, atau meningkatkan karakter budayanya masing-masing di sekolah , dengan menampilkan kesenian-kesenian Sunda,” pungkas Yudi.

Anggota DPR RI, Dra. Popong Otje Djundjunan mengatakan Raden Ajeng Kartini adalah sosok yang gemar membaca dan tidak sombong. Kedua hal tersebut harus diteladani oleh perempuan Indonesia dan harus dicontoh.

Menurut Ceu Popong, perilaku gemar membaca, harus dilakukan seluruh perempuan Indonesia, apapun profesi yang ditekuni.

RA. Kartini tidak sombong, walaupun RA Kartini keturunan darah biru, tapi ia tidak bangga terlahir sebagai ‘darah biru’, ia malah justru menyeselkan hal itu, karena membuat dia tidak bisa bergaul dengan masyarakat kelas bawah. Sikap kepribadian RA Kartini ini juga patut kita contoh, kalau kita sekarang bersikap sombong, karena merasa ekonomi kita di atas rata-rata, atau sarjana dan merasa punya kedudukan, berarti kita tidak meneladani RA Kartini,” ujar Ceu Popong.

Lebih lanjut dikatakan Ceu Popong, kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan yang merupakan salahsatu bentuk dalam merawat bumi. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan merawat bumi ini. Manusia diciptakan untuk menghuni bumi, kalao tidak mau merawat bumi silahkan pindah ke planet sana,’’ tegas Ceu Popong. ***

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

KIM Cipedes

TOTAL VISITS :

KIM Cipedes

Rumah Subsidi Rasa Komersil di Sumedang Kota, Hanya 33 Ribu Perhari

KIM Cipedes