Sri Sumaryati : Membaca Merupakan Kunci Dasar Kesuksesan Anak

Seklur Cipedes, Sudirman,S.Sos saat membuka sosialisasi Pojok Baca
KIM Cipedes, Sukajadi - Kader Posyandu Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung memadati Aula Kantor Kelurahan Cipedes untuk mengikuti Sosialisasi Pojok Baca Sebagai Program Inovasi di Posyandu yang dibuka langsung oleh Sekretaris Kelurahan Cipedes, Sudirman,S.Sos, Selasa, 23/05/2017.

Sosialisasi Pojok Baca Sebagai Program Inovasi di Posyandu ini diselenggarakan oleh Pokja 2 TP PKK Kelurahan Cipedes, dengan peserta sebanyak 40 orang kader posyandu, dengan menghadirkan narasumber dari Kader Inti TP PKK Kelurahan Cipedes, Sri Sumaryati.
Sekretaris Kelurahan Cipedes, Sudirman,S.Sos dalam sambutan menyampaikan permohonan maaf Bapak Lurah Cipedes, Dedi Rustandi,SH yang tidak bisa hadir pada acara tersebut, karena sedang ada tugas diluar yang tidak bisa wakili,” kata Sudirman.

Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Kelurahan Cipedes, Sudirman, S.Sos menyerahkan simbolis buku Pojok Baca kepada kader posyandu.

Sri Sumaryati memaparkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan dalam memperluas pengetahuan seseorang yang mana keinginan dalam membaca tidak timbul dengan sendirinya tetapi dengan adanya berbagai informasi yang muncul disekitar kita sehingga mendorong kita untuk mencari sumbernya. Buku, Surat Kabar maupun majalah bisa dijadikan sumber bacaan.

Seklur Cipedes, menyerahkan buku Pojok Baca kepada kader Posyandu
Menurut Sri, masalah sekolah dasar merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan pada perkembangan peserta didik. Pada usia ini, merupakan masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan – kebiasaan baik pada anak. Apabila ditanamkan sejak dini, maka kebiasaan tersebut akan dapat menjadi kebiasaan baik yang melekat pada anak dan akan terus melekat hingga dewasa. Kebiasaan –kebiasaan kecil seperti membaca dapat dimulai sejak dini. Membaca merupakan kunci dasar kesuksesan anak dalam berbagai mata pelajaran. Dengan membaca, anak membuka jendela wawasan yang akan mengantarkan anak mendapatkan hal-hal yang dibutuhkan selama bersekolah,” ungkap Sri.

Lebih lanjut dikatakan Sri, ada beberapa penyebab rendahnya minat baca, diantaranya sistem pembelajaran belum memuat anak-anak, siswa dan mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasi, karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan sebagainya. Banyaknya jenis hiburan juga menjadi salahsatu penyebabnya, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dapat dilihat diinternet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak. Nah, bagi orangtua seharusnya mengarahkan hal-hal segi positif dari internet itu. Banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket. “Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita, hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat,” ujar Sri.  Asep WH/Edwandi

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

KIM Cipedes

TOTAL VISITS :

KIM Cipedes

Rumah Subsidi Rasa Komersil di Sumedang Kota, Hanya 33 Ribu Perhari

KIM Cipedes