Dansektor 22 Citarum Harum Sumbang 600 Pohon Untuk Alumni ITB 95 Hijaukan KBU

Dansektor 22 Citarum Harum

KIMCIPEDES.COM, PUNCLUT | Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kol. Inf. Asep Rahman Taufik, menghadiri undangan Reuni Perak Alumni ITB Angkatan 95 yang bekerjasama dengan Padumukan Punclut, yang digelar di Punclut, Sabtu, 29/02/2020.

Muatan dalam pelaksanaan tersebut, para alumnus melakukan penanaman pohon bambu perdananya, merupakan peluncuran program Bambu Daya, dengan tema "Bambu Untuk Indonesia : Sedekah Udara dan Air"

Panitia Alumni ITB 95, Achsan Bashori Al Alam, S.T., mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Alumni Perak ITB angkatan 1995, yaitu program penanaman dengan target 95.000 bibit bambu, di Provinsi Jawa Barat dan beberapa daerah lainnya di Indonesia," ucapnya

Menurutnya bahwa program ini dirancang sebagai sebuah kegiatan yang berkelanjutan, bertujuan menjaga keberlanjutan alam serta memberdayakan penduduk setempat melalui pendampingan dan pelatihan pemamfaatan bambu oleh Akademi Bambu Nusantara.

"Sebagai penanaman perdana kami mendapat kepercayaan dari masyarakat peduli koservasi yang tergabung di Komunitas Padumukan Punclut, sebagai organisasi sosial yang bergerak dibidang pelestatian lingkungan hidup dan budaya" jelas Achsan.

Kegiatan ini dihadiri pula oleh Kepala Dinas Kehutanan Jabar, Ir. Epi Kustiawan, M.P. beserta staf, BNPB Provinsi Jabar, BNPB KBB, Dinas LH Kabupaten Bandung, Ketua Komunitas Padumukan Punclut (Sopian) sebagai tuan rumah, Komunitas Serlok Bantaran, masyarakat punclut dan beberapa tokoh punclut

Komandan Sektor 22 Citarum Hatum, pada kesempatan itu mengatakan, Program Citarum Harum itu ada 7 (tujuh) permasalahan, namun terkait dengan permasalahan di wilayah KBU adalah viralnya lahan kritis yang disebabkan karena alih fungsinya kawasan hutan menjadi kawasan pertanian.

"2000 Ha lahan kritis yang ada di Lembang dan Cimenyan, merupakan lahan pribadi masyarakat yang ada diluar kawasan, ini yang membuat kita susah bertindak dan muncul masalah, kalo yang ada didalam kawasan itu tidak masalah, karena sebagai lahan pribadi, pemiliknya belum tentu bisa menerima pohon yang kita tanam," jelas Dansektor 22.

Dansektor 22 pun menuai solusi dalam permasalahan lahan kritis diluar kawaaan, yaitu perlunya peyung hukum dan kepentingan politik untuk menyatukan pendapat dan bersama sama bergerak yang pro kepada kepedulian KBU.

Mengacu kepada Perda No. 2 Tahun 2016 tentang KBU, pada pasal 49 mengamantkan perlu adanya pembentukan lembaga yang mengawasi dan mengendalikan KBU, hal ini lemah keberadaanya karena sampai saat ini lembaga tersebut belum muncul keberadaanya.

"Satgas Sektor 22 ilmunya hanya sedikit, sehingga saya merangkul ke beberapa dinas terkait untuk bergerak bersama, bukan hanya tingkat kabupaten kota saja bahkan ke tingkat kementrianpun kami sondingkan sampai bergerak untuk penyelesaian permasalahan KBU" ujar Dansektor 22.

Pendampingan pada penyelesaian permasalahan diwilayah KBU, Dansektor 22 berupaya keras walau perlahan namun pasti, hingga bergerak merangkul Pemerintahan, Akademisi, Komunitas, LSM, Pengusaha dan Masyarakat kini sudah berjalan.

Dengan mengadakan rekayasa sosial, yaitu melakukan karya bakti pembenahan kawasan dengan penghijauan tanaman keras berupa buah-buahan, merupakan hasil jejak pendapat (ngobrol bareng istilah Dansektor 22) yang terjun langsung dengan para penggarap pertanian, hingga mereka mau menerima dan memeliharanya.

Hanya satu merupakan PR besar buat Dansektor 22, yaitu bisa diskusi dengan para pemilik lahan yang luasnya sangat banyak, karena mereka tidak diketahui rimbanya, hanya pemilik yang ada di Kota Bandung bisa ditemui sehingga hasilnyapun bisa satu pendapat dengan revitalisasi dan konserfasi wilayah hutan KBU.

Pada giat ini Dansektor 22 menyumbangkan pohon sebagai bentuk pendukungannya, yaitu, Makademia 50 pohon, Kopi 350 pohon, Surian 100 pohon, dan Akulitus 100 pohon, hingga berjumlah 600 pohon.
* M. Edwandi

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

KIM Cipedes

TOTAL VISITS :

KIM Cipedes

Rumah Subsidi Rasa Komersil di Sumedang Kota, Hanya 33 Ribu Perhari

KIM Cipedes