"Kalau ada lahan fresh kita bangun shrimp estate. Itu yang nantinya jadi model industri," ujar Menteri Trenggono dalam keterangan resmi KKP di Jakarta.
Menteri Trenggono mengusulkan shrimp estate dibangun di lahan seluas 5.000 sampai 10.000 haktare. Teknologi yang diterapkan bisa berupa tambak intensif maupun super-intensif agar hasil panennya maksimal yakni lebih dari 40 ton per haktare per siklus.
Aceh Timur termasuk kawasan potensial sebab kondisi air dan lahannya sangat cocok untuk pengembangan tambak udang. Namun dia menegaskan, pembangunan shrimp estate harus melalui perencanaan bisnis dan kajian yang matang agar nilai ekonomi yang dihasilkan tinggi dan lingkungan sekitar tetap lestari.
"Shrimp estate harus ditata bagus, produksinya sampai proses kemasannya. Jangan sampai mencemari lingkungan. Kondisi air harus diperhatikan, termasuk pemberian pakan dan kotorannya jangan malah meracuni lingkungan dan udang itu sendiri. Kalau model ini berhasil, tinggal ditiru oleh daerah lain," tegasnya.
Menteri Trenggono meminta pembangunan shrimp estate di Aceh Timur segera direalisasikan. Sebab ini akan menjadi trigger pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekitar Aceh, menambah pendapatan pemda dan negara.
Shrimp estate di Aceh Timur ini akan jadi bagian dari pembangunan 200 ribu hektare tambak budidaya yang ditargetkan Menteri Trenggono. "Kalau bisa tahun 2022 kita sudah panen perdana. Target saya Indonesia jadi produsen udang terbesar di dunia," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Aceh Timur Hasballah Bin H.M Thaib menyepakati usulan Menteri Trenggono untuk berkolaborasi membangun shrimp estate di daerahnya. Usulan ini sejalan dengan program pembangunan 10.000 haktare klaster tambak udang vaname yang digagas pemda. Lahannya pun sudah tersedia.
"Program shrimp estate 10.000 hektare ini sangat sejalan dengan program klaster, dimana klaster-klaster ini akan menjadi 1 dalam 1 kawasan shrimp estate. Jadi 10 haktare untuk program klaster merupakan bagian dari shrimp estate," ujar Bupati Hasballah.
Menurutnya, shrimp estate nantinya sekaligus menjadi model usaha yang dapat ditiru masyarakat yang selama ini mengelola tambak secara konvensional. Luasan tambak di Aceh Timur mencapai 18.697 haktare dengan hasil produksi 13.508 ton/tahun. Dengan adanya shrimp estate, Hasballah optimis daerahnya bisa menjadi sentra prduksi perikanan budidaya.
"Kami akan bekerja secara cepat, membentuk tim percepatan dalam pelaksanaan kegiatan karena sangat bagus untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Akan banyak tenaga terserap dan perputaran ekonomi akan lancar, secara otomatis ekonomi daerah akan meningkat," pungkasnya. **
Posting Komentar