Aa Umbara Bawa Bandung Barat Lumpat "Saya Menjadi Bupati Untuk Melayani Masyarakat, Bukan Dilayani"

Aa Umbara - Hengki Kurniawan
KBB, KIM CIPEDES - Sejak dilantiknya Aa Umbara sebagai Bupati Kabupaten Bandung Barat bersama wakilnya, Hengki Kurniawan 10 bulan yang lalu, Aa Umbara memimpin Kabupaten Bandung Barat dengan gebrakan-gebrakan yang terkadang tidak terduga dan menimbulkan berbagai pendapat di kalangan birokrat dan masyarakat. 

Tidak sedikit yang mencibir dan menganggap sebagai pencitraan.

Pada awal kepemimpinannya, Aa Umbara membuat gebrakan inspeksi mendadak (sidak) ke hampir semua SKPD, Kecamatan, dan Desa guna melihat langsung kinerja anak buahnya. 

Hasil sidaknya menjadi acuan untuk membuat kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja ASN Kabupaten Bandung Barat. Perubahan sikap ASNpun lambat laun mulai nampak, bermula dari Sholat Subuh berjamaah yang dilanjutkan dengan Sholat Dhuha sebelum mulai masuk jam kerja sampai meningkatnya disiplin kerja ASN.

Kebijakan lain yang diterapkan beliau adalah memberi kemudahan dan membebaskan pengurusan surat-surat perijinan dengan mempersingkat birokrasi.

ia optimis bisa membawa Bandung Barat lumpat (lari) untuk menjadi daerah yang mandiri dari sisi ekonomi dan masyarakatnya sejahtera. 

“Saya menjadi Bupati untuk melayani masyarakat, bukan dilayani. Birokratpun harus begitu, tidak boleh ada urusan masyarakat yang terhambat gara-gara pejabatnya tidak ada di kantor.

Inilah salah satu tugas berat saya dan wakil bupati merubah cara berpikir dan bersikap birokrat,” tegasnya. 

“Sesibuk-sibuknya saya di luar kantor, misalnya berkunjung ke desa-desa atau menghadiri acara resmi lainnya, meskipun jam kantor sudah lewat, saya pasti kembali ke kantor untuk melayani masyarakat. Terkadang saya terpaksa bekerja sampai larut malam. 

Bahkan, kalau malam Jumat, saya tidur di kantor agar dapat Sholat Subuh berjamaah bersama ASN dan masyarakat sekitar perkantoran. Apalagi bulan Ramadhan ini, volume kegiatan saya menjadi meningkat, seperti tarawih keliling yang dilanjut dengan menampung aspirasi masyarakat. Dan kegiatan tersebut sampai tibanya Sholat Subuh.”

Ada hal yang menarik dari kegiatan-kegiatan bupati ini, ia selalu menyempatkan unjuk kabisanya, yaitu bernyanyi. Tujuannya untuk menghilangkan sekat antara dirinya dengan masyarakat, selain sifatnya yang mudah akrab dengan siapa saja yang dijumpainya, meskipun baru pertama kali bertemu. ”Jadi pemimpin itu harus ‘someah’ dan mau mendengar keluhan masyarakatnya. Sudah bukan jamannya lagi pemimpin yang suka jaga image, kita harus melayani masyarakat semaksimal mungkin dan menjalankan amanahnya sesuai koridor hukum,” tuntasnya.
* M. Edwandi

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

KIM Cipedes

TOTAL VISITS :

KIM Cipedes

Rumah Subsidi Rasa Komersil di Sumedang Kota, Hanya 33 Ribu Perhari

KIM Cipedes